Quito, Sayangi.com – Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio dibunuh pada Rabu (9/8), kata Presiden Guilermo Lasso, yang bersumpah bahwa kejahatan itu akan dihukum.
Media lokal melaporkan bahwa Villavicencio, yang merupakan mantan anggota parlemen, ditembak mati saat kegiatan kampanye di Kota Quito.
“Untuk mengenang pribadi dan perjuangannya, saya memastikan kejahatan ini tidak akan bebas tanpa hukuman,” kata Lasso di media sosial X. “Kejahatan terorganisasi sudah keterlaluan, tapi hukuman yang setimpal akan menimpa mereka”.
Lasso mengatakan akan melaksanakan pertemuan darurat, yang akan dihadiri pejabat-pejabat utama bidang keamanan.
Video yang beredar di media sosial, dan diduga berasal dari kegiatan kampanye, menunjukkan orang-orang mencoba berlindung dan berteriak saat suara tembakan terdengar.
Menurut sejumlah jajak pendapat, dukungan untuk Villavicencio adalah sebesar 7,5 persen. Ia berada di peringkat kelima dari delapan kandidat presiden untuk pemilu 20 Agustus.
Villavicencio, yang berasal dari Provinsi Andes, Chimborazo, merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador dan kemudian menjadi wartawan yang mengecam dugaan jutaan kerugian dari kontrak minyak.
Pada Selasa (8/8), dia melaporkan sebuah bisnis minyak ke kantor Kejaksaan Agung namun keterangan lebih terperinci tidak dibuka ke publik.
Villavicencio merupakan kritikus keras terhadap mantan Presiden Rafael Correa dan divonis 18 bulan penjara atas pencemaran nama baik dari pernyataan yang dia buat terhadap mantan presiden itu.
Dia kabur ke kawasan warga pribumi di Ekuador dan kemudian mendapatkan suaka di Peru.
Sebagai legislator, Villavicencio dikritik oleh politisi oposisi karena menghalangi proses pelengseran (impeachment) tahun ini terhadap Lasso, yang kemudian membuat pemilu dilakukan lebih awal.
“Hari ini, lebih dari biasanya, kebutuhan untuk bertindak dengan tangan kuat menghadapi kejahatan ditegaskan kembali,” kata capres Jan Topic dalam unggahan di X.
Sumber: Reuters