Washington, Sayangi.com – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping mengenai insiden yang disebut AS sebagai balon mata-mata China yang ditembak jatuh jet tempur AS pada awal Januari setelah terbang di atas wilayah AS.
“Kami sedang tak mencari perang dingin baru,” kata Biden pada Kamis waktu setempat.
Dalam pidato panjang lebar mengenai balon China dan tiga objek asing yang dijatuhkan oleh pesawat tempur Amerika, Biden tidak mengungkapkan kapan dia bakal berbicara dengan Xi. Namun, Biden menegaskan bahwa AS secara diplomatik terus berkomunikasi dengan China mengenai persoalan itu.
“Saya berharap bisa berbicara dengan Presiden Xi, saya harap kami menuntaskan masalah ini, tetapi saya tak mau meminta maaf karena telah menjatuhkan balon itu,” kata Biden menanggapi keluhan Beijing.
China mengungkapkan balon setinggi 60 meter itu ditujukan untuk memonitor kondisi cuaca, sebaliknya Washington menilai benda itu jelas-jelas balon mata-mata yang memiliki bagian badan yang amat besar yang memuat perangkat elektronik.
Biden, yang awalnya tak begitu mengomentari serentetan objek terbang yang berawal dari balon China, akhirnya buka suara setelah parlemen AS menuntut informasi lebih rinci mengenai insiden yang membingungkan banyak warga Amerika itu.
Dia menyatakan komunitas intelijen AS masih berusaha mendalami ketiga objek asing itu yang ditembak jatuh di atas Alaska dan Kanada, sedangkan satunya lagi tercebur ke Danau Huron.
“Kami belum mengetahui persis apa ketiga objek ini, tetapi saat ini tidak ada petunjuk bahwa balon-balon itu memiliki kaitan dengan program balon mata-mata China atau wahana pengintaian dari negara lain mana pun,” kata Biden.
Biden mengatakan objek-objek itu mungkin terdeteksi radar yang sudah ditingkatkan kemampuannya sebagai respons atas balon China.
Biden menegaskan bahwa dia dan timnya tengah membuat parameter baru mengenai kapan mesti menembakkan peluru kendali ke wahana semacam itu.
Menurut Biden, komunitas intelijen yakin ketiga objek itu kemungkinan besar balon-balon yang berkaitan dengan perusahaan swasta, rekreasi dan lembaga riset.
Sumber: Reuters