Jakarta, Sayangi.com – Presiden Jokowi memberikan peringatan kepada kepala daerah usai harga BBM jenis pertalite dan solar naik.
Peringatan ia berikan terkait potensi lonjakan harga pangan akibat kebijakan itu. Jokowi mengatakan kenaikan harga pangan sangat mungkin terjadi usai harga BBM naik.
Dan kalau itu terjadi, angka kemiskinan akan ikut naik.
“Begitu harga pangan naik, artinya kemiskinan ikut naik, utamanya beras sebagai komponan utama. Jadai hati-hati. Kalau harga besas naik di daerah bapak ibu sekalian, meski hanya naik Rp200 atau Rp500, segara diintervensi karena itu menyangkut kemiskinan di provinsi, kabupaten atau kota bapak ibu itu akan langsung bisa naik,” katanya saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah di Jakarta, Senin (11/9).
Jokowi mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah agar kenaikan harga pangan itu tidak terjadi meski BBM naik. Salah satunya, pemerintah daerah bisa menggelontorkan subsidi transportasi pengiriman bahan pangan
“Misalnya soal kenaikan harga telur, dari harga bawang merah, bawang putih, daerah bisa membantu biaya transportasinya. Misalnya harga bawang merah naik, bawang merah berasal banyak dari Brebes. Misalnya mau dikirim ke Lampung, biayanya Rp3 juta. Ini yang ditutup pemda sehingga harga adalah harga petani di Brebes sama dengan harga di pasar,” katanya.
Jokowi yakin kalau pemda mau melakukan itu, kenaikan harga BBM tak akan berdampak besar kepada lonjakan harga pangan. Keyakinan didasarkannya pada pengalamannya saat menjadi walikota Solo.
Ia bercerita saat pemerintah pusat menaikkan harga BBM, pihaknya pernah memberikan subsidi ke biaya transportasi bahan pangan.
Hasil subsidi itu klaimnya, berhasil membuat inflasi di Solo terkendali di level 1,2 persen.
“Karena prestasi itu saya pernah diberikan hadiah oleh Menkeu Rp10 miliar dalam bentuk DID (Dana insentif Daerah),” katanya.