Bali, Sayangi.com – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali berharap kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022 dapat dijadikan ajang untuk mempersiapkan diri menuju SEA Games dan Asian Games 2023.
“Di depan kita ada SEA Games, maka saya kira kesempatan ini kita jadikan sebagai ajang untuk lebih melatih lagi anak-anak kita supaya di dua event multievent, baik itu di ASEAN maupun Asia kita bisa bagus,” kata Menpora Amali usai membuka kejuaraan esport dunia di Merusaka, Nusa Dua, Bali, Jumat.
Menpora Amali mengungkapkan bahwa esport menjadi salah satu tumpuan yang diharapkan untuk dapat menggondol medali emas pada SEA Games Kamboja yang akan bergulir pada Mei 2023.
Sebab, menurut perhitungan tim review, Menpora Amali mengatakan pada SEA Games Kamboja nanti Indonesia diperkirakan akan kehilangan 37 medali emas. Hal itu dikarenakan banyak cabang olahraga yang tidak dipertandingkan.
“Sehingga ini harus kita kontribusi dari cabang-cabang yang lain, termasuk esport ini bisa menutup cabor-cabor yang kita juaa umum pada SEA Games Vietnam itu banyak yang tidak dipertandingkan, sehingga hitung-hitungan sementara kita kehilangan 37 medali emas,” ujar Menpora Amali.
“Nah ini, tentu kita harus bekerja keras, cabor-cabor bekerja keras, kami dengan tim review melakukan itu, sehingga event ini 14th esport World Championship 2022 di Bali ini itu harus kita jadikan sebagai ajang untuk mempersiapkan diri ke SEA Games dan Asian Games.”
Sementara itu, ditanya soal potensi esport masuk dalam cabang olahraga unggulan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Amali mengatakan Kemenpora memiliki tim review untuk melakukan promosi dan degradasi.
“Cabor-cabor yang ada dalam DBON itu ada promosi ada degradasi. Kalau dia bagus, dan itu olympic number kita akan dorong, tetapi kalau tidak kita akan keluarkan di situ, sangat dinamis,” kata Menpora.
Kejuaraan esport dunia tersebut, menurut Menpora, juga menjadi ajang untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia. Lebih dari itu, para atlet juga dapat merasakan suasana kompetisi tingkat dunia.
“Memberikan kesempatan bagi atlet-atlet kita berkompetisi di tingkat atau di level internasional. Sebab, sangat berbeda dengan bertanding di nasional, regional, itu sangat berbeda,” ujar Menpora Amali.
“Kalau berkompetisinya sudah internasional, atmosfer-nya sangat berbeda, maka saya berharap ini dapat dimanfaatkan oleh PB ESI untuk mempersiapkan diri,” imbuhnya. (An)