Yogyakarta, Sayangi.com – Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyambangi SMPN 5 Yogyakarta yang menjadi sekolah masa kecilnya, Senin (24/7) siang.
Anies datang ke sekolah tersebut untuk menghadiri agenda peringatan 72 tahun SMPN 5 Yogyakarta setelah dua jam lebih menghabiskan waktu sambil sarapan di sebuah kafe, daerah Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Setibanya di SMPN 5 Yogyakata, Anies langsung dikerubungi siswa-siswi sekolah masa kecilnya tersebut. Anies terlihat jadi rebutan untuk diajak foto bersama di SMP tersebut.
Anies pun meladeninya, termasuk mereka yang meminta tanda tangannya.
Dalam momen itu, Anies juga sempat berfoto bareng guru-guru di masanya maupun mantan teman satu angkatannya dulu.
“Saya kembali ke SMP, karena mungkin di antara masa-masa belajar lain itu yang paling menyenangkan, pertemanan juga sudah sampai persaudaraan,” kata Anies.
Ia bercerita masuk diterima di SMPN 5 Yogyakarta tahun 1982 dan lulus tiga tahun setelahnya. Sepanjang masa itu dia mengaku merasakan benar manfaat pendidikan dalam arti sesungguhnya.
“Di sini saya belajar akademik, tapi juga saya belajar organisasi. Dan karena Jogja pada masa itu masih banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang masih sugeng (sehat), masih hidup,” ujar Anies.
Anies mengaku banyak belajar dari tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang didatangkan ke sekolahnya waktu itu.
Dia juga mengenang saat tergabung dalam kegiatan Sepeda Juang dan bersepeda belasan kilometer dari SMPN 5 yang berada di Kotabaru, Yogyakarta hingga Bibis, Bantul.
Baginya, pengalaman-pengalaman macam itu memberikan wawasan luas. Sementara sosok Sujono Ragil Santoso (77), menurut Anies, adalah figur yang kali pertama mengajarkannya tentang kepemimpinan dan berorganisasi. Sujono adalah guru Bimbingan Penyuluhan (BP) sekaligus pembina Osis di masa Anies bersekolah.
Sujono pula yang menurut Anies telah mengajarkannya Bahasa Jawa krama dalam setiap pembuatan kata sambutan.
“Pelajaran penting yang kita ambil sama-sama adalah betapa pendidikan itu punya efek yang luar biasa. Dan guru yang menginspirasi, guru yang menyenangkan itu dikenang sepanjang masa. Dan guru-guru inilah yang membuat kita semua mendapatkan kesempatan di kemudian hari,” tegas Anies.