Vatican City, Sayangi.com – Paus Fransiskus meminta Rusia merenungkan kembali invasinya di Ukraina, saat menyampaikan pesan Paskah dalam misa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu.
“Bantu orang-orang Ukraina tercinta dalam perjalanan mereka menuju perdamaian, dan berikan cahaya Paskah kepada orang-orang Rusia,” kata Paus berusia 86 tahun itu.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, Fransiskus setidaknya dua kali dalam sepekan menyebut Ukraina dan rakyatnya martir. Dia menggunakan kata-kata seperti agresi dan kekejaman untuk melukiskan aksi Rusia.
Saat Misa Paskah yang diikuti sekitar 100 ribu orang tersebut, Paus meminta Tuhan menghibur yang terluka dan semua orang yang kehilangan orang yang dicintainya karena perang, serta mendoakan tahanan perang bisa berkumpul kembali dengan keluarga dengan selamat dan sehat.
“Buka hati seluruh komunitas internasional agar berjuang mengakhiri perang ini dan semua konflik dan pertumpahan darah di dunia,” tutur Paus Fransiskus, menyampaikan pesan Urbi et Orbi atau pesan untuk Kota Roma dan dunia.
Seperti sering dilakukannya dalam setiap Paskah, Fransiskus menyerukan perdamaian di Timur Tengah.
Seruannya kali ini menjadi lebih mendesak setelah terjadi kekerasan di Yerusalem dan baku tembak lintas batas yang melibatkan Israel, Lebanon, dan Suriah.
“Pada hari ini, Tuhan, kami mempercayakan kepada-Mu Kota Yerusalem yang menjadi saksi pertama kebangkitan-Mu. Saya menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan dalam beberapa hari terakhir ini yang mengancam harapan untuk terciptanya suasana kepercayaan dan rasa hormat, yang diperlukan dalam upaya melanjutkan dialog antara Israel dan Palestina, sehingga perdamaian menyelimuti Kota Suci dan di seluruh kawasan ini,” kata Paus.
Ketegangan Israel-Palestina meningkat tajam sejak polisi Israel menyerbu jemaah yang sedang beribadah di Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem, pekan lalu. Insiden ini membuat marah dunia Arab.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus juga menyinggung ketidakstabilan di Lebanon dan mengungkapkan harapan agar orang-orang Rohingya yang menjadi martir di Myanmar mendapatkan keadilan.
Paus juga menyerukan bantuan yang lebih banyak untuk korban gempa bumi di Turki pada Februari lalu yang menewaskan hampir 56.000 orang di Turki dan Suriah.
Mengenai Nikaragua, Paus meminta Tuhan agar “mengingat semua orang yang dilarang mengungkapkan keimanannya secara bebas dan terbuka”.
Hubungan antara pemerintah dan Gereja Katolik di Nikaragua sangat tegang. Pemerintah Nikaragua yang menangguhkan hubungan diplomatik dengan Vatikan, melarang prosesi Pekan Suci di luar ruangan pada tahun ini. (An)