Sayangi.com – Pembangunan Kabupaten Lahat ke dapan harus berioentasi pada kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Pemimpin Daerah dituntut memiliki kemampuan lebih untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, industrialisasi, serta pemerataan ekonomi sebagai pilar utama untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
Demikian antara lain visi besar Bursah Zarnubi dan Widia Ningsih yang telah secara resmi mendaftar di KPUD Lahat sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lahat, Kamis 29 Agustus 2024. Pasangan ini didukung oleh Partai Golkar, PKB, Perindo dan Berkarya.
Bursah berkomitmen menciptakan pembangunan yang menyeluruh, tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga memperhatikan unsur manusia untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Banyak orang menghitung pembangunan ekonomi sekedar pembangunan fisik atau material, tidak memperhatikan dimensi manusia dalam pembangunan. Ke depan kita harus menjadikan manusia sebagai subjek pembangunan,” kata Bursah.
Fondasi Pembangunan untuk Kesejahteraan Rakyat
Bursah Zarnubi, yang merupakan tokoh politik dengan pengalaman nasional, menyatakan bahwa alasan utama dirinya kembali ke Lahat untuk mencalonkan diri sebagai Bupati adalah dorongan untuk memperbaiki keadaan yang menurutnya belum mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan.
Pembangunan, menurutnya seharusnya menyumbang kemajuan dalam hal pertumbuhan dan perbaikan di segala aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, keamanan, hingga pendidikan dan kesehatan.
“Jika pembangunan tidak membawa perubahan dan pertumbuhan yang signifikan, maka itu adalah indikasi bahwa pemimpin daerah belum berhasil menjalankan tugasnya,” katanya.
Menurutnya, pembangunan yang ideal harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, menciptakan pemerataan ekonomi yang adil tanpa memandang status sosial.
“Jadi prinsip pembangunan adalah membangun keadilan, baik itu keadilan ekonomi, keadilan sosial, keadilan hukum, dan lain-lain,” katanya.
Membangun Ekonomi Inklusif dan Lapangan Pekerjaan
Bursah menekankan pentingnya keadilan ekonomi sebagai inti dari pembangunan. Pemerataan dan keadilan ekonomi, menurutnya, adalah kunci untuk menghindari kesenjangan yang tajam antara si kaya dan si miskin. Ia menegaskan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, di mana manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Salah satu prioritas yang disampaikan oleh Bursah adalah pengentasan pengangguran dan pengurangan kemiskinan melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang luas.
“Pembangunan yang tidak mengurangi pengangguran dan tidak membuka lapangan pekerjaan yang luas adalah pembangunan yang gagal,” katanya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pekerjaan adalah suatu kehormatan bagi setiap individu dan keluarga, dan karenanya, pembangunan ekonomi harus fokus pada penciptaan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan.
“Apabila semua orang bekerja maka dia akan memperoleh pendapatan. Jadi ada income sehingga bisa spending atau belanja untuk kebutuhan hidup,” kata Bursah.
Pendidikan sebagai Fondasi Peradaban
Bursah Zarnubi juga menaruh perhatian besar pada sektor pendidikan, yang ia anggap sebagai pintu gerbang utama untuk membangun peradaban. Ia menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Lahat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota.
“Kelemahan pendidikan di Lahat adalah kurangnya tenaga guru berkualitas dan prasarana pendidikan yang tidak memadai. Semua itu harus segera diatasi,” ungkapnya.
Pendidikan itu bukan hanya pengajaran tapi menyangkut seluruh aspek di dalam diri manusia. Bukan cuma kognisi tapi juga mental dan karakter. bukan hanya pikiran tapi juga spiritnya. jadi pendidikan adalah syarat mutlak untuk melakukan perubahan transformasi bagi masyarakat, di mana seorang pemimpin kalau ingin menciptakan pembangunan itu disebut berhasil maka utamakanlah pendidikan.
“Jadi tidak boleh ada masyarakat yang tidak sekolah, walaupun miskin harus tetap sekolah, karenanya negara harus hadir,” katanya.
Bursah bercita-cita untuk mendirikan universitas teknologi di Lahat yang akan fokus pada pengembangan sains, teknologi, dan inovasi, sebagai upaya untuk menciptakan generasi muda yang siap bersaing di tingkat nasional maupun global. Hal itu sangat memungkinkan apabila pendapatan asli daerah bisa digenjot, ruang fiskal anggaran memadai, dan investasi bisa dikelola dengan baik.
Dengan pendidikan yang maju, katanya, tidak hanya menciptakan masyarakat yang cerdas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Industrialisasi
Lebih lanjut, Bursah Zarnubi menyampaikan rencananya untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam Kabupaten Lahat melalui industrialisasi, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Ia menyoroti besarnya potensi komoditas kopi, karet, dan padi yang jika dikelola dengan baik melalui industrialisasi, dapat membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan baru.
“Misalnya, produksi kopi di Lahat yang mencapai 60.000 ton per tahun, jika diintegrasikan dengan daerah sekitar, bisa mencapai 180.000 ton. Dengan industrialisasi, kita bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan para petani,” jelasnya.
Bursah juga menekankan pentingnya modernisasi dalam sektor pertanian, seperti perbaikan sistem irigasi dan penggunaan bibit unggul untuk meningkatkan produktivitas lahan. Ia mengutip contoh dari negara-negara seperti Vietnam dan Thailand yang berhasil meningkatkan hasil pertanian mereka melalui inovasi dan teknologi.
“Vietnam dan Thailand itu bisa menghasilkan padi 12-14 ton per hektar. Mereka bisa, kenapa kita tidak bisa. Masyarakat tidak boleh dibiarkan bekerja sendiri, pemerintah mesti intervensi,” katanya.
Bursah optimis, jika industrialisasi di sektor pertanian dan perkebunan seperti kopi dan karet dioptimalkan akan turut menopang pembangunan kota.
“Secara teori kalau pedesaan itu tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang bagus maka kota juga tidak akan tumbuh karena daya beli masyarakat rendah,” katanya.
Milenial dan Pembangunan
Dalam konteks menjadikan manusia sebagai subyek pembangunan, Bursah akan menaruh perhatian serius terhadap generasi milenial. Generasi milenial, bersama dengan generasi Z dan Alpha, adalah lapisan muda masyarakat yang sangat dekat dengan teknologi dan tumbuh bersama perkembangan pesat internet.
“Mereka adalah masa depan bangsa, dan kita harus memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang akan datang,” katanya.
Generasi ini, yang lahir sekitar tahun 1981 hingga saat ini, mencakup sekitar 40% dari populasi Kabupaten Lahat. Jika mereka tidak dipersiapkan dengan baik, maka akan menghadapi kesulitan besar di masa depan. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus diambil adalah menciptakan lapangan pekerjaan yang luas, agar mereka memiliki peluang untuk mengembangkan diri dan berkontribusi secara positif bagi perekonomian.
Dikatakannya, “masa depan bangsa bergantung pada kemampuan kita untuk mempersiapkan generasi milenial dan generasi berikutnya. Jika kita mampu memberikan mereka peluang dan pengetahuan yang mereka butuhkan, maka kita akan memiliki generasi yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga menjadi penggerak utama pembangunan di masa depan”.
Pembangunan dan Kelestarian Lingkungan
Dalam upaya membangun Kabupaten Lahat, Bursah Zarnubi menegaskan komitmennya untuk menjadikan kelestarian lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap proyek pembangunan. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam, sebuah prinsip yang kini menjadi isu global dan tak bisa diabaikan.
“Setiap proyek pembangunan harus melalui kajian lingkungan yang matang,” kata Bursah.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi masyarakat, tetapi juga menjamin keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.
Bursah Zarnubi juga menekankan pentingnya penerapan konsep ekonomi hijau sebagai landasan dalam pembangunan daerah. Ekonomi hijau adalah pendekatan yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, memastikan bahwa sumber daya alam digunakan secara efisien dan ramah lingkungan.
Melalui ekonomi hijau, pembangunan tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan dampak negatif terhadap alam.
“Setiap pembangunan mesti ada AMDAL, ada kajian. Kita harus memikirkan masa depan, di mana pembangunan tidak lagi mengorbankan lingkungan, tetapi harus sejalan dengan prinsip-prinsip green economy,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Bursah berharap Kabupaten Lahat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam merajut harmoni antara pembangunan, kesejahteraan ekonomi, dan kelestarian lingkungan, sehingga manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan hingga generasi yang akan datang.
Prinsip Meritokrasi
Bursah Zarnubi menegaskan bahwa setiap langkah pembangunan yang ia rencanakan akan dilakukan dengan prinsip meritokrasi, di mana kompetensi dan keahlian menjadi dasar utama dalam pelaksanaan kebijakan. Ia mengkritik pendekatan pembangunan yang selama ini hanya berorientasi pada proyek tanpa memperhatikan aspek keilmuan dan riset yang tepat.
“Pemerintahan harus dipimpin oleh para teknokrat yang benar-benar memahami apa yang harus dikerjakan, bukan sekadar pegawai administratif,” tegasnya.
Dalam mewujudkan pembangunan yang baik, katanya, tidak boleh lagi mengandalkan kontraktor yang hanya berorientasi pada proyek semata. Pembangunan harus dilakukan oleh insinyur yang ahli, yang memahami betul prinsip-prinsip keilmuan dan sains, serta berdasarkan riset yang tepat.
Contoh nyata adalah irigasi yang dibangun tanpa perhitungan matang, hingga air harus dipaksa naik ke atas karena ketinggian di hilir yang tidak sesuai. Ini adalah hasil dari mengabaikan prinsip meritokrasi dalam pembangunan. Pembangunan di Lahat sering kali hanya bertahan sesaat, rusak dalam hitungan hari karena dibangun oleh kontraktor yang hanya mengejar keuntungan, bukan kualitas.
“Kita tidak boleh mengulangi kesalahan sebelumnya. Jika kita gagal, maka kita hanya akan mengulang sejarah yang sama,” tegas Bursah.
Selanjutnya Bursah berharap gagasan besarnya ini dapat tersosialisasi secara massif kepada masyarakat, agar mereka benar-benar mengerti dan memahami arah pembangunan yang akan dibuat.
“Kami ingin visi ini menghujam ke dalam hati, pikiran, dan kesadaran masyarakat, sehingga kita dapat bersama-sama mewujudkan Lahat yang lebih baik,” katanya.
Diakui, memang tidak mudah untuk memberikan pengertian dan menyadarkan masyarakat tentang visi pembangunan yang ditawarkan. Namun, dia percaya bahwa dalam 5 tahun dengan partisipasi rakyat, dapat bersama-sama membangun Lahat. Masyarakat diharapkan semakin cerdas sehingga tidak terjebak pada janji-janji instan atau tergoda oleh politik uang yang merugikan masa depan.
Bursah Zarnubi dalam Pilkada Kabupaten Lahat akan berpasangan dengan Widia Ningsih, perempuan generasi milenial yang dikenal energik dan punya pikiran cerdas. Keduanya merasa memiliki chemistry yang sama dan cita-cita mulia untuk mewujudkan ekonomi yang maju dengan pertumbuhan yang tinggi serta menciptakan lapangan pekerjaan yang luas bagi seluruh masyarakat.
“Bagi kami, inti dari seluruh pembangunan adalah membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Tanpa pekerjaan yang memadai, pembangunan kita gagal, dan sebagai pemimpin, kita pun gagal dalam memenuhi amanah yang diberikan oleh rakyat,” kata Bursah.
Namun, kenyataan saat ini menunjukkan bahwa pengangguran di Lahat masih sangat tinggi. Di bawah kepemimpinan sebelumnya, kesenjangan ekonomi justru semakin melebar. Lahat, yang seharusnya menjadi daerah dengan potensi sumber daya ekonomi yang melimpah, justru berada pada peringkat kedua terburuk dalam hal kemiskinan di Sumatera Selatan.
“Jika kita hanya menjadi Bupati tanpa memberikan perubahan nyata, kita gagal menjadi pemimpin sejati. Pemimpin yang sejati adalah mereka yang mampu menghadirkan perubahan dan memberikan hasil nyata bagi rakyatnya,” kata Bursah.
Kepemimpinan yang ada sebelum ini dinilai tidak mampu membawa perubahan yang diharapkan. Karena itu, pasangan Bursah-Widia merasa terpanggil untuk mengabdikan diri, untuk memperbaiki keadaan yang ada, dan membawa Lahat menuju kemajuan.
“Kami, Bursah Zarnubi dan Widia Ningsih, siap untuk membawa perubahan itu,” tegas Bursah.
Keduanya memiliki tekad dan komitmen yang kuat untuk membangun Lahat menjadi lebih maju, sejahtera, dan berkeadilan.
“Kami akan menata kota dan membangun desa, menciptakan harmoni antara kemajuan perkotaan dan kesejahteraan pedesaan, sehingga seluruh masyarakat Lahat dapat merasakan manfaat pembangunan secara merata,” demikian Bursah Zarnubi.