Jakarta, Sayangi.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin memuji Presiden ke-3 RI BJ Habibie sebagai sosok transformatif yang memimpin demokrasi Indonesia, terutama pada masa-masa sulit.
BJ Habibie memimpin Indonesia pada periode situasi yang sulit karena adanya krisis multidimensi, seperti belum pulih dari krisis moneter tahun 1998 dan ancaman perpecahan bangsa.
“Namun, beliau mampu melakukan transformasi demokrasi yang kita rasakan dampak baiknya sampai sekarang,” kata Wapres Ma’ruf ketika menyampaikan pidato dalam acara “Habibie Democracy Forum” di Jakarta, Rabu.
Pada masanya, Habibie menyelenggarakan pemilu multipartai demokratis pertama kalinya sejak Pemilu 1955, membuka keran kebebasan pers, membebaskan tahanan politik, serta ikut andil dalam amandemen UUD 1945 yang menjadi pondasi demokrasi Indonesia pasca-reformasi.
“Pemimpin transformatif, bukan hanya pemimpin yang baik, tetapi terus melakukan perbaikan. Bukan hanya pemimpin yang saleh tetapi juga muslih, demi tercapainya transformasi yang berkesinambungan,” kata Ma’ruf.
Menyongsong usia ke-100 pada 2045 nanti, kata dia, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan visi sebagai negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan.
Proses menuju cita-cita mulia itu, menurut Wapres, perlu didukung oleh pemerintahan yang kapabel dan demokrasi yang matang-yang mengedepankan ide, gagasan, dan berbasis pada nilai-nilai Pancasila.
Pendewasaan demokrasi antara lain dilakukan dengan memberikan literasi dan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
“Pembangunan demokrasi hendaknya juga menjadi komitmen kolektif yang mampu merangkul keberagaman warga bangsa. Dengan begitu, partisipasi aktif warga negara sebagai satu penanda kematangan demokrasi juga akan terus meningkat,” tutur Wapres Ma’ruf.
Lebih lanjut, dia mengatakan yakin bahwa penyelenggaraan “Habibie Democracy Forum” yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir The Habibie Center bisa melanjutkan warisan BJ Habibie dalam membangun demokrasi Indonesia yang inklusif.
“Fasilitasi dialog yang terbuka dan konstruktif adalah bagian dari peningkatan literasi politik masyarakat,” kata dia.
Acara “Habibie Democracy Forum” juga menurutnya diselenggarakan pada momentum yang tepat, yaitu ketika bangsa Indonesia sedang bersiap menyambut pesta demokrasi Pemilu 2024.
“Ini pertemuan para cendekiawan dalam rangka menjaga dan merawat demokrasi, supaya demokrasi tidak mengalami deviasi dan layu, karena itu harus disirami dan dibangun terus,” kata Wapres Ma’ruf.
“Saya kira forum seperti ini menjadi penting supaya demokrasi kita terus matang, terus bertumbuh seperti yang kita harapkan. Karena kita ingin Indonesia menjadi negara yang demokratis secara penuh dan matang,” ujar dia, menambahkan.