Jakarta, Sayangi.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang pada Maret 2023 kembali surplus untuk yang ke-35 kali dengan nilai mencapai 2,91 miliar dolar AS.
“Neraca perdagangan Indonesia sampai Maret 2023 surplus selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Surplus Maret 2023 ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai 4,58 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewan nabati HS 15 serta besi dan baja HS 72.
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,68 miliar dolar AS dengan komoditas utama yaitu minyak mentah dan juga hasil minyak.
“Kita lihat bahwa surplus pada Maret 2023 ini sebenarnya cukup melemah apabila kita bandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujarnya.
Dilihat dari negara penyumbang surplus pada Maret 2023, lanjut Machdi, berasal dari Amerika Serikat dengan surplus 1,089 miliar dolar AS, terbesar pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya 223,5 juta dolar AS, komoditas pakaian dan aksesorinya rajutan 190 juta dolar AS, serta pakaian dan aksesorinya yang bukan rajutan 185,9 juta dolar AS.
Kemudian negara kedua penyumbang surplus terbesar adalah India sebesar 1,08 miliar miliar dolar AS yang disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral 771,5 juta dolar AS, lemak dan minyak hewan nabati 187,5 juta dolar AS, serta biji logam, perak dan abu sebesar 101 juta dolar AS.
Ketiga, Filipina surplus 806 juta dolar AS dengan komoditas penyumbang terbesar adalah bahan bakar mineral 313,6 juta dolar AS. Lalu kendaraan dan bagiannya 233,4 juta dolar AS dan biji logam, perak dan abu 93,7 juta dolar AS.
Defisit neraca perdagangan Maret 2023, disumbang oleh Thailand senilai minus 690,4 dolar AS dengan penyumbang komoditas gula dan kembang gula minus 334,7 dolar AS. Lalu, Australia minus 485,5 dolar AS dengan terbesar beras dari serealia minus 123,7 dolar AS dan Korea Selatan yang mengalami defisit sebesar 266,4 juta dollar AS, berasal dari mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya mencapai minus 148,4 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada periode Januari-Maret 2023 mencapai 16,57 miliar dolar AS, meningkat sebesar 13,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Enam negara dengan total nilai tertinggi yaitu total nilai ekspor ditambah dengan nilai impor yang terjadi sepanjang Januari-Maret 2023 yaitu pertama negara Tiongkok dengan total nilai perdagangan nya 30,99 miliar dolar AS. Kemudian Jepang 9,67 dolar AS, diikuti oleh Amerika Serikat 8,06 miliar dolar AS, India 6,36 miliar dolar AS, Korea Selatan 4,94 miliar dolar AS dan Thailand 4,48 miliar dolar AS.
Di antara enam negara tersebut, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan negara Amerika Serikat yaitu terbesar dengan nilai 3,59 miliar dolar AS. Kemudian surplus dengan India sebesar 2,97 miliar dolar AS, Jepang 1,6 miliar dolar AS dan Tiongkok sebesar 0,91 miliar dolar AS.
“Sementara itu Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan negara Thailand yang terbesar dengan nilai 1,35 miliar dolar AS dan juga negara Korea Selatan sebesar 0,21 miliar dolar AS,” kata Machdi.